CyberCash : Cocok untuk Transaksi Uang Recehan

 

   CyberCash adalah sebuah perusahaan di Internet yang menyediakan jasa pembayaran transaksi yang aman bagi para pedagang dan konsumen. CyberCash tidak menyediakan satu macam pembayaran saja, namun dua macam cara pembayaran, yakni dengan menggunakan kartu kredit dan CyberCoin. Sudah ada beberapa perusahaan yang mendukung skenario transaksi CyberCash, misalnya CompuServe, CheckFree dan beberapa Bank pendukung.

   Salah satu tujuan awal SPI ini adalah bagaiman konsumen dapat menggunakan kartu kredit mereka untuk membeli barang - barang yang berharga murah (micropayments) di Internet. Kartu kredit biasa tidak mungkin digunakan untuk transaksi yang nilainya kurang dari nilai (harga) minimu pembelian. Ini cukup penting, karena banyak barang - barang 'murah' yang ditawarkan di Internet, seperti aneka macam foto, berita, jurnal, artikel, hasil riset, lagu, dan sebagainya. Selain itu, juga memudahkan pembayaran pay-per-view, misalnya untuk video-on-demand.

Pakai Dompet

   CyberCash menggunakan sebuah perangkat lunak yang harus didownload (disebut wallet, yang dalam bahasa Indonesia berarti dompet) ke dalam hard disk konsumen terlebih dahulu. Wallet tersebut nanti akan dijalankan browser saat konsumen melakukan transaksi. Wallet tersebut dapat didownload tidak saja dari CyberCash, namun juga dari CompuServe, CheckFree dan beberapa situs lainnya. Meskipun ada sedikit perbedaan, namun semuanya kompatibel dengan skenario transaksi CyberCash.

   Seperti dalam kenyataan sehari - hari, sebelum melakukan transaksi, konsumen harus mengisi dompet dengan alat pembayaran, baik dengan kartu kredit atau uang. Demikian pula wallet. Wallet itu harus diisi kartu kredit dulu. Dalam skenario CyberCash, informasi kartu kredit dipertalikan secara elektronik dengan wallet.

   Selain itu, konsumen juga dapat mengisi wallet-nya dengan uang elektronik yang diedarkan CyberCash dengan istilah CyberCoin. Konsumen dapat membeli sejumlah CyberCoin dengan menggunakan kartu kredit, atau menggunakan rekening bank yang telah dimiliki sebelumnya pada sebuah bank yang ikut berpartisipasi dalam skenario transaksi CyberCash. Rekening bank konsumen tersebut harus dipertalikan dahulu dengan program wallet yang digunakan konsumen yang bersangkutan, sehingga setiap kali konsumen menggunakan wallet, program wallet tadi sudah tahu rekening bank siapa yang digunakan. Sejumlah uang yang sama dengan CyberCoin yang dibeli, akan didebit dari rekening bank sang konsumen.

   Pedagang dalam skenario SPI menggunakan perangkat lunak Secure Merchant Payment System (SMPS) yang disediakan CyberCash. Perangkat lunak ini seolah - oleh bertindak sebagai point-of-sale (POS) pedagang, yang menghubungkan konsumen dengan CyberCash. Pedagang, seperti halnya konsumen, juga harus mendaftarkan diri lebih dahulu ke CyberCash.

Alur Transaksinya ?

A. Alur Transaksi dengan CyberCoin

1. Seperti telah dijelaskan, konsumen harus mengisi wallet-nya dengan CyberCoin lebih dahulu.

   Tentunya ini dilakukan kalau konsumen sudah mendaftarkan diri ke CyberCash dan juga telah

   mempertalikan wallet-nya dengan kartu kredit atau rekening banknya.

2. Konsumen memilih barang yang akan dibeli di homepage pedagang. Setelah dipilih, web server

   pedagang menginstruksikan agar browser konsumen menjalankan program wallet. Jika setuju

   dengan tawaran yang diajukan pedagang, konsumen menekan tombol pembayaran [Pay]. Wallet

   kemudian akan mengirim informasi pembayaran kepada pedagang.

3. Pedagang akan menamabahkan informasi tambahan pada transaksi itu dan mengirimkannya ke

   pelayan (server) CyberCash. CyberCash hanya memiliki rekapitulasi dari transaksi, sedangkan

   detail transaksi tetap disimpan pedagang.

4. CyberCash akan memeriksa jumlah CyberCoin yang dimiliki konsumen pada rekening bank

   yang bersangkutan melalui jaringan perbankan.

5. Jika ternyata rekening bank milik konsumen masih mencukupi untuk transaksi itu, maka

   cybercash akan menginstruksikan pedagang untuk mengirim barang belanjaan konsumen.

6. Konsumen menerima barang kirimannya.

B. Alur Transaksi dengan Kartu Kredit

1. Konsumen harus mempertalikan kartu kredit miliknya dengan program wallet yg digunakannya.

   Informasi kartu kredit tersebut tentunya dienkripsi denga password. Hal ini cukup hanya di-

   lakukan satu kali.

2. Konsumen memilih barang yang akan dibeli di homepage pedagang, dan memilih metode

   pembayaran dengan [CyberCash]. Setelah dipilih, web server pedagang menginstruksikan agar

   browser  konsumen menajalankan program wallet. Program wallet akan menampilkan dialog

   box pembayaran, yang berisi detail transaksi. Konsumen kemudian harus memilih kartu kredit

   mana yang akan dipergunakannya. Jika setuju, konsumen menekan tombol pembayaran [Pay].

   Wallet kemudian akan mengirim informasi pembayaran kepada pedagang. Pedagang tidak bisa

   melihat informasi kartu kredit, karena informasi kartu kredit yang terenkripsi itu hanya bisa di

   buka CyberCash.

3. Pedagang akan menambahkan informasi tambahan pada transaksi itu dan mengirimkannya ke

   pelayan CyberCash. Perhatikan bahwa CyberCash hanya memiliki rekapitulasi dari transaksi,

   sedangkan detail transaksi tetap disimpan pedagang.

4. CyberCash akan memeriksa proses otorisasi dengan lembaga pengelola kartu kredit melalui

   jaringan kartu kredit.

5. CyberCash mengirimkan hasil otorisasi kepada pedagang, yang kemudian akan diteruskan ke

   program wallet konsumen.

6. Jika otorisasi disetujui, maka pedagang kemudian berkewajiban mengirimkan barang belanjaan

   kepada konsumen.

Cocok untuk Transaksi Uang Recehan

   Cybercash adalah salah satu perusahaan penyelenggara SPI yang menyediakan lebih dari satu macam cara pembayaran, yakni dengan menggunakan kartu kredit maupun dengan CyberCoins. Untuk membeli CyberCoins - uang elektronik dari CyberCash - konsumen dapat menggunakan kartu kredit atau transfer dari rekening banknya. Jadi CyberCoins termasuk dalam alat pembayaran dengan sistem prepaid. Karena pedagang tidak tahu dari mana uang itu berasal, tetapi CyberCash mengetahui pemakaiannya, maka transaksinya bersifat pseudo-anonim.

   Ini disebabkan CyberCoin tidak termasuk dalam kategori uang elektronik dengan sistem token - dimana uang itu sendiri yang berpindah-namun termasuk ke dalam kategori network money, dimana bank melakukan pendebitan dan pengkreditan secara on-line. Kedua metode pembayaran tersebut membutuhkan otorisasi on-line, dan jelas pedagang terbedakan dengan konsumennya. CyberCoins cocok untuk transaksi micropayments.

Prospeknya cukup cerah

   Enkripsi yang digunakan untuk enkripsi informasi adalah RSA 768-bit, dan enkripsi simetris DES 56-bit. Kunci privat disimpan dalam hard disk milik konsumen dan diproteksi dengan passwor dari wallet. Dalam waktu dekat, CyberCash berencana untuk meningkatkan panjang kunci asimetrisnya menjadi 1024 bit.

   Karena belum menggunakan sertifikat digital, maka tentunya saat pendaftaran konsumen secara on-line ke CyberCash, penyerang masih bisa mengganti kunci publik yang sedang dipertukarkan. Jika berhasil, penyerang akan mendapatkan informasi kartu kredit atau rekening bank. Saat perturkan kunci publik antara konsumen dengan pedagang, juga dapat dilakukan serangan untuk menukar kunci - kunci yang sedang dipertukarkan. Jika berhasil, maka penyerang dapat mengganti data transaksi seperti alamat tujuan pengiriman barang. CyberCash kini sedang bekerja sama dengan VeriSign untuk menyediakan fasilitas sertifikat digital dalam skenario transaksinya.

Kepercayaan dan Penipuan

   Pertama, konsumen jelas harus yakin kepada CyberCash bahwa perangkat lunak wallet yang digunakan dan gerbang pembayaran CyberCash akan menjamin kerahasiaan kosumen, jadi tidak membocorkan informasi transaksi dan kartu kredit kepada pihak lain yang tidak perlu. Konsumen mempercayai bahwa CyberCash tidak akan menyalahgunakan informasi kartu kredit atau rekening banknya. Kedua, pedagang juga harus mempercayai pencatatan informasi kartu kredit konsumen yang dilakukan oleh CyberCash, karena akan dibutuhkan saat penagihan oleh pedagang kepada aquirer. Pedagang tidak bisa berkolusi dengan CyberCash untuk membuat transaksi fiktif atas nama seorang konsumen, karena transaksi itu tidak sah kalau tidak ditandatangani dengan kunci privat milik konsumen.

   Kini CyberCash bekerja sama dengan Netscape untuk mengintegrasikan metode pembayaran yang dirancangnya ke dalam browser dan web server dari Netscape. Dalam waktu dekat, CyberCash juga akan meluncurkan sistem transaksi yang sanggup melakukan pembayaran peer-to-peer. Selain itu CyberCash juga sudah menyatakan dukungannya terhadap protokol SET yang diusulkan VISA dan MasterCard.

   Meskipun harus menggunakan perangkat lunak tambahan yang harus didownload sebelum berbelanja, namun mengingat kemampuannya untuk menangani berbagai macam pembayaran, prospek CyberCash cukup cerah di masa depan. Di masa depan CyberCash juga akan menyediakan fasilitas untuk pembayaran peer-to-peer.

 

(bLaCkApRiL 167)